TANGERANGNEWS.CO.ID, Tangerang | Pemerintah Kota Tangerang terus mengintensifkan upaya penuntasan kasus kekurangan gizi, khususnya stunting, yang melanda para balita. Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai program intervensi telah diperkenalkan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak di kota ini.
Namun, penting bagi warga Kota Tangerang untuk memahami perbedaan antara dua kondisi kesehatan yang saling berkaitan dengan kekurangan gizi tersebut, yakni stunting dan gizi buruk (malnutrisi). Meskipun keduanya berhubungan dengan kekurangan gizi, mereka memiliki perbedaan mendasar dalam definisi, penyebab, dan dampak yang diakibatkan.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak, baik tubuh maupun otak, akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, terutama selama seribu hari pertama kehidupan. Dampak stunting sangat serius, termasuk perkembangan otak yang lambat, keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Untuk mencegah stunting, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil: Memberikan perhatian khusus pada asupan gizi ibu hamil untuk memastikan perkembangan janin yang sehat.
- Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara cukup dan berkualitas: ASI mengandung nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembang optimal.
- Pemantauan pertumbuhan melalui posyandu: Rutin memeriksa pertumbuhan anak di posyandu untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting.
- Memperhatikan kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan: Menyediakan akses air bersih dan menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit yang dapat memperburuk kondisi gizi anak.
Di sisi lain, gizi buruk (malnutrisi) adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, baik kalori, protein, maupun mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Gizi buruk berbeda dengan stunting, di mana gizi buruk ditandai dengan badan yang terlalu kurus dibandingkan tinggi badannya, sementara stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usia anak.
Dampak dari gizi buruk juga tidak kalah serius, termasuk tubuh yang lebih rentan terhadap infeksi dan berbagai penyakit lainnya. Untuk mencegah gizi buruk, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pemberian makanan bergizi: Memberikan makanan yang seimbang dan kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
- Suplemen mikronutrien: Memberikan tambahan vitamin dan mineral yang penting bagi pertumbuhan anak.
- Pengobatan infeksi yang mungkin terjadi: Mengobati infeksi dengan cepat untuk mencegah komplikasi gizi buruk.
- Vaksinasi: Memberikan imunisasi lengkap untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi.
Dengan memahami perbedaan dan langkah-langkah pencegahan untuk stunting dan gizi buruk, diharapkan warga Kota Tangerang dapat lebih aktif berpartisipasi dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka. Pengetahuan yang tepat dan tindakan preventif yang konsisten akan membantu menciptakan generasi masa depan yang sehat dan kuat.
Pemerintah Kota Tangerang berkomitmen untuk terus mendukung upaya ini melalui berbagai program kesehatan dan edukasi kepada masyarakat. Mari bersama-sama wujudkan Kota Tangerang yang bebas dari stunting dan gizi buruk!(red)
Tinggalkan Balasan