TANGERANGNEWS.CO.ID | China semakin agresif dalam melawan dominasi Amerika Serikat (AS) di sektor teknologi kecerdasan buatan (AI), meskipun AS berusaha membatasi akses China terhadap chip AI dan alat pembuat chip canggih. Langkah China untuk mengatasi tantangan ini semakin terlihat dengan munculnya DeepSeek, sebuah inovasi AI yang menghebohkan industri teknologi AS.
DeepSeek, perusahaan AI asal China, telah berhasil mengembangkan sistem AI yang lebih akurat dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk serupa dari AS. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa sanksi AS tidak berhasil menghambat perkembangan AI di China.

Menurut Lee Kai-fu, CEO startup China A1.AI dan mantan kepala Google China, China saat ini hanya tertinggal sekitar tiga bulan dalam beberapa area pengembangan AI dibandingkan dengan AS. Dalam wawancara dengan Reuters, Lee menyatakan bahwa kemunculan DeepSeek menjadi bukti kemajuan China dalam infrastruktur software.
DeepSeek menarik perhatian dunia saat meluncurkan model AI R1 pada Januari lalu. Perusahaan mengklaim bahwa sistem AI ini dilatih dengan chip yang tidak terlalu canggih dan biaya yang lebih rendah daripada pesaing dari AS. Pengumuman ini mematahkan asumsi bahwa sanksi AS akan menghambat perkembangan AI di China.
“Sebelumnya, saya kira ketimpangan [antara China dan AS] mencapai 6-9 bulan. Namun kini, jaraknya hanya sekitar tiga bulan untuk beberapa teknologi inti,” ujar Lee. “Bahkan, untuk beberapa area spesifik, China sebenarnya lebih maju.”
Sanksi dari AS dipandang sebagai tantangan jangka pendek, namun di sisi lain, memotivasi China untuk berinovasi lebih kreatif dan mandiri. Beberapa perusahaan China bahkan telah mengembangkan algoritma mereka sendiri, dengan DeepSeek menjadi contoh utama yang mampu menemukan rantai pemikiran baru untuk mendorong pembelajaran sistemnya.
China bergerak cepat dalam pengembangan AI setelah peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada akhir 2022. Sebelum munculnya DeepSeek, banyak pemimpin teknologi China yang merasa tertinggal dari AS. Namun, dengan dukungan tokoh-tokoh seperti Lee, yang juga berperan penting dalam pengembangan model AI untuk perusahaan besar seperti Baidu, Alibaba, dan ByteDance, China kini semakin memperkuat posisinya di kancah teknologi AI global.
Dengan inovasi dan semangat mandiri, China siap menghadapi tantangan dan persaingan dalam industri AI, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu mengejar ketertinggalan, tetapi juga siap untuk menjadi pemimpin di masa depan.(PW)
Tinggalkan Balasan