TANGERANGNEWS.CO.ID, Tangerang | Isu guru minta uang untuk perbaikan nilai di SMA Negeri 3 Kota Tangerang melebar di media sosial. Satu per satu, pengguna media sosial yang mengaku alumni SMA Negeri 3 Kota Tangerang buka suara.
Mereka saling berbagi pengalaman di kolom komentar Instagram. Dari membicarakan pungutan kegiatan olahraga, hingga curhat tentang pengalaman pahit mantan siswi yang mengaku mengalami pelecehan ketika bersekolah di sana.
Dilansir dari infotangerangkota, Pengalaman itu ditulis oleh pemilik akun Instagram @hrnnisaa pada Rabu, 24 Oktober 2023 di kolom komentar akun Instagram @infotangerangkota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Komentar @hrnnisaa mengungkapkan peristiwa yang dialaminya di dalam ruang guru dan tak bisa dilupakannya. Menurut @hrnnisaa, ia masih ingat saat dia masuk ke ruang guru untuk mencari salah satu guru.
Di ruangan itu seorang guru olahraga yang disebutnya sebagai ‘guru botak’ tiba-tiba mengkritik pakaian yang dikenakannya. Menurut sang guru, tulis @hrnnisaa, baju yang dikenakannya terlalu kecil. Tak cuma itu, guru tersebut tanpa disangka menarik baju siswi itu hingga terlihat pakaian dalamnya.
“Kondisi baju seragam kan dimasukin ya, nah dia tiba-tiba tarik baju gua terus di keatasin, sampe keliatan baju daleman seragam gua, untungnya gua pake daleman..” tulis @hrnnisaa.
@hrnnisaa mengaku tak mengerti maksud guru tersebut. Saat itu dia merasa dilecehkan dan dipermalukan. Apalagi ada beberapa siswa laki-laki yang melihat kejadian itu.
“Benar-benar merasa dilecehkan dan dipermalukan, dulu pengen bgt ngamuk tp knp ga ngamuk ya? mungkin karena takut ga lulus,” tulisnya.
Dalam komentarnya, @hrnnisaa juga mengatakan bahwa kejadian itu tidak akan pernah dia lupakan sampai kapanpun.
Komentar itu ditanggapi pemilik akun @veroendang yang mengatakan komentar @hrnnisaa sebagai kata-kata yang manis dan menyampaikan ucapan terima kasih. Sementara @hrnnisaa yang menyebut @veroendang sebagai guru SMANIC itu pun meminta tulisannya agar disampaikan kepada guru olahraga yang telah melecehkannya.
“Kata manis gimana ya ibu guru smanic yang terhormat? hehe. Ini kata fakta bukan kata maniezz ibu. Mumpung ada salah satu guru yang nongol di sini, bu saya titip ya minta tolong kasih tau tulisan saya kpd bapak olahraga tsb yang telah melecehkan saya,” tulis @hrnnisaa.
@veroendang pun menyarankan kepada @hrnnisaa agar keluhannya itu disampaikan langsung dengan datang ke sekolah.
“Maaf karena SMA 3 adalah almamater saya, kalau menyampaikan lebih baik datang langsung ke SMA 3, temui guru yg bersangkutan sendiri,” tulis @veroendang.
Sementara @hrnnisaa mengatakan tidak perlu datang ke sekolah hanya untuk menyampaikan suatu hal yang sudah viral lebih dahulu di media sosial. Sebab tujuannya berkomentar di media sosial hanya ingin membagikan pengalaman yang kurang menyenangkan yang dialaminya. Ia menegaskan bahwa tujuannya adalah menyampaikan fakta, bukan mengada-ada atau mengurangi makna insiden tersebut.
“Di sosial media kita bebas berkomentar dan berpendapat, dan saya rasa saya tetap pada porsinya. Saya hanya menceritakan fakta, lebih tepatnya hal yang kurang menyenangkan yang dilakukan salah satu guru terhadap saya, saya di sini hanya menuliskan apa yang terjadi, apa yang saya lihat, dan saya yang saya rasakan, tanpa melebihkan dan mengurangkan,” tulisnya.