TANGERANGNEWS.CO.ID, Banten | Sebuah pagar sepanjang 30 kilometer yang membentang di perairan Banten telah menjadi teka-teki besar bagi warga setempat. Dibangun sejak Agustus lalu, pagar misterius ini kini menjadi penghalang bagi aktivitas nelayan di 16 desa pesisir. Para nelayan terpaksa berlayar lebih jauh untuk mencari ikan, namun hingga kini, tidak ada kejelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar tersebut.
Warga setempat, termasuk para nelayan, mengaku melihat langsung proses pembangunan pagar itu beberapa bulan yang lalu. Namun, mereka tidak memiliki kuasa untuk menanyakan atau menentang proyek tersebut.
“Yang saya dengar itu proyek pemerintah, jadi kami semua ini cuma bisa diam,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keberadaan pagar ini telah memicu keresahan di kalangan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketiadaan respon dari aparat penegak hukum, pejabat dinas, hingga kementerian terkait. Pertanyaannya: Mengapa mereka tidak mengetahui soal keberadaan pagar itu?
Dampak Besar bagi Nelayan
Bagi para nelayan, pagar ini bukan hanya sekadar penghalang fisik, tetapi juga ancaman bagi mata pencaharian mereka. Dengan adanya pagar yang membentang sejauh itu, mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga, dan bahan bakar untuk mencapai lokasi penangkapan ikan yang lebih jauh.
“Sebelum ada pagar ini, kami bisa melaut dengan jarak dekat dan hasilnya cukup untuk makan keluarga. Sekarang, kami harus ke tengah laut, resikonya lebih besar, dan hasilnya belum tentu seberapa,” keluh salah seorang nelayan dari desa terdampak.
Kemana Aparat dan Pemerintah?
Ketiadaan informasi resmi dari pihak berwenang semakin menambah kebingungan warga. Mengapa proyek sebesar ini, yang terjadi di wilayah publik, dapat berlangsung tanpa sepengetahuan polisi, pejabat dinas, maupun kementerian terkait?
“Masa ada pagar sepanjang 30 kilometer di laut, tapi tidak ada satu pun aparat atau pejabat yang tahu? Kalau bukan pemerintah yang bangun, lalu siapa? Dan kalau pemerintah yang bangun, kenapa tidak ada sosialisasi ke warga?” tanya seorang tokoh masyarakat setempat.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari instansi pemerintah terkait soal keberadaan pagar misterius ini. Warga pun mendesak agar ada penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar tersebut, serta alasan di baliknya.
Desakan untuk Transparansi
Mysteri pagar ini menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan pengawasan proyek di wilayah publik. Apakah ini proyek ilegal? Atau justru proyek resmi yang dijalankan tanpa memikirkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat lokal?
Masyarakat mendesak pemerintah untuk segera turun tangan, memberikan penjelasan, dan mencari solusi atas persoalan ini. Jika tidak segera ditangani, keberadaan pagar ini dikhawatirkan akan memicu konflik yang lebih besar di masa depan.
“Kami ini warga kecil, nelayan, yang hidup hanya dari laut. Kalau laut kami dipagari tanpa pemberitahuan, kami harus bagaimana?” ujar seorang warga dengan nada putus asa.
Hingga berita ini diturunkan, misteri pagar 30 kilometer di perairan Banten masih belum terpecahkan. Publik kini menunggu tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menjawab kegelisahan masyarakat pesisir yang terdampak.(wld)