Misteri Pagar 30 Kilometer di Perairan Banten: Kemana Aparat dan Pejabat?

Jumat, 10 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TANGERANGNEWS.CO.ID, Banten | Sebuah pagar sepanjang 30 kilometer yang membentang di perairan Banten telah menjadi teka-teki besar bagi warga setempat. Dibangun sejak Agustus lalu, pagar misterius ini kini menjadi penghalang bagi aktivitas nelayan di 16 desa pesisir. Para nelayan terpaksa berlayar lebih jauh untuk mencari ikan, namun hingga kini, tidak ada kejelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar tersebut.

Warga setempat, termasuk para nelayan, mengaku melihat langsung proses pembangunan pagar itu beberapa bulan yang lalu. Namun, mereka tidak memiliki kuasa untuk menanyakan atau menentang proyek tersebut.

“Yang saya dengar itu proyek pemerintah, jadi kami semua ini cuma bisa diam,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebut namanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keberadaan pagar ini telah memicu keresahan di kalangan masyarakat pesisir, khususnya para nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketiadaan respon dari aparat penegak hukum, pejabat dinas, hingga kementerian terkait. Pertanyaannya: Mengapa mereka tidak mengetahui soal keberadaan pagar itu?

Baca Juga :  Kominfo Ajak Lembaga Penyiaran Siarkan Azan Magrib dengan Running Text Selama Misa Paus Fransiskus

Dampak Besar bagi Nelayan
Bagi para nelayan, pagar ini bukan hanya sekadar penghalang fisik, tetapi juga ancaman bagi mata pencaharian mereka. Dengan adanya pagar yang membentang sejauh itu, mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga, dan bahan bakar untuk mencapai lokasi penangkapan ikan yang lebih jauh.

“Sebelum ada pagar ini, kami bisa melaut dengan jarak dekat dan hasilnya cukup untuk makan keluarga. Sekarang, kami harus ke tengah laut, resikonya lebih besar, dan hasilnya belum tentu seberapa,” keluh salah seorang nelayan dari desa terdampak.

Baca Juga :  Kemarin, 12 RT di Pluit Terendam Banjir Rob

Kemana Aparat dan Pemerintah?
Ketiadaan informasi resmi dari pihak berwenang semakin menambah kebingungan warga. Mengapa proyek sebesar ini, yang terjadi di wilayah publik, dapat berlangsung tanpa sepengetahuan polisi, pejabat dinas, maupun kementerian terkait?

“Masa ada pagar sepanjang 30 kilometer di laut, tapi tidak ada satu pun aparat atau pejabat yang tahu? Kalau bukan pemerintah yang bangun, lalu siapa? Dan kalau pemerintah yang bangun, kenapa tidak ada sosialisasi ke warga?” tanya seorang tokoh masyarakat setempat.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari instansi pemerintah terkait soal keberadaan pagar misterius ini. Warga pun mendesak agar ada penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar tersebut, serta alasan di baliknya.

Desakan untuk Transparansi
Mysteri pagar ini menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan pengawasan proyek di wilayah publik. Apakah ini proyek ilegal? Atau justru proyek resmi yang dijalankan tanpa memikirkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat lokal?

Baca Juga :  Penembakan Tragis di Rest Area KM. 45 Tol Tangerang-Merak: Bermula dari Peminjaman Mobil Rental

Masyarakat mendesak pemerintah untuk segera turun tangan, memberikan penjelasan, dan mencari solusi atas persoalan ini. Jika tidak segera ditangani, keberadaan pagar ini dikhawatirkan akan memicu konflik yang lebih besar di masa depan.

“Kami ini warga kecil, nelayan, yang hidup hanya dari laut. Kalau laut kami dipagari tanpa pemberitahuan, kami harus bagaimana?” ujar seorang warga dengan nada putus asa.

Hingga berita ini diturunkan, misteri pagar 30 kilometer di perairan Banten masih belum terpecahkan. Publik kini menunggu tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menjawab kegelisahan masyarakat pesisir yang terdampak.(wld)

Berita Terkait

Pertamina Luncurkan Diesel X, Bahan Bakar Ramah Lingkungan untuk Masa Depan
Turki Serahkan Mobil Listrik Togg T10X kepada Indonesia sebagai Simbol Persahabatan
Sambutan Megah di Bogor: Presiden Prabowo dan Erdoğan Pererat Persahabatan 75 Tahun Indonesia-Turkiye
Sambutan Hangat Presiden Prabowo Subianto untuk Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan di Jakarta
Pemangkasan Anggaran Pendidikan Rp8 Triliun – Tantangan Baru bagi Guru Honorer dan Pembangunan Sekolah
Presiden Prabowo Bahas Dampak Kebijakan Ekonomi AS dengan Dewan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka
KRL Baru KCI-SFC120V Tiba di Jakarta: Angin Segar bagi Pecinta Kereta Api dan Penumpang Jabodetabek
Efisiensi Anggaran: Tantangan Baru bagi Pegawai Negeri di Tengah Program Prioritas Nasional
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 13 Februari 2025 - 11:31 WIB

Pertamina Luncurkan Diesel X, Bahan Bakar Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

Rabu, 12 Februari 2025 - 19:57 WIB

Sambutan Megah di Bogor: Presiden Prabowo dan Erdoğan Pererat Persahabatan 75 Tahun Indonesia-Turkiye

Rabu, 12 Februari 2025 - 13:01 WIB

Sambutan Hangat Presiden Prabowo Subianto untuk Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan di Jakarta

Senin, 10 Februari 2025 - 09:26 WIB

Pemangkasan Anggaran Pendidikan Rp8 Triliun – Tantangan Baru bagi Guru Honorer dan Pembangunan Sekolah

Jumat, 7 Februari 2025 - 14:43 WIB

Presiden Prabowo Bahas Dampak Kebijakan Ekonomi AS dengan Dewan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka

Berita Terbaru