TANGERANGNEWS.CO.ID, Jakarta | Monumen Nasional (Monas), sebuah ikon kebanggaan bangsa Indonesia, berdiri megah sebagai simbol perjuangan rakyat dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Monas juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya semangat patriotisme bagi generasi penerus bangsa.

Gagasan pembangunan Monas muncul sembilan tahun setelah Indonesia merdeka. Pada 17 Agustus 1954, pemerintah membentuk komite nasional untuk mengadakan sayembara perancangan Monas. Karya Frederich Silaban terpilih sebagai pemenang dalam sayembara tersebut, namun arsitek RM Soedarsono kemudian melanjutkan rancangan Monas dengan memasukkan elemen penting yang melambangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu angka 17, 8, dan 45.

Pembangunan Monas dimulai pada 17 Agustus 1961 dan diresmikan pada 12 Juli 1975. Proses pembangunan dilaksanakan dalam tiga tahap: 1961-1965, 1966-1968, dan 1969-1976, di atas area seluas 80 hektar. Monas menjulang setinggi 132 meter, menawarkan pemandangan spektakuler dan makna historis yang mendalam.

Di halaman luar Monas, relief sejarah Indonesia menggambarkan berbagai peristiwa penting, termasuk penjajahan Eropa, pemberontakan rakyat, dan Proklamasi Kemerdekaan. Selain itu, di bawah permukaan halaman Monas, terdapat ruang museum sejarah berukuran 80×80 meter, yang menyajikan perjalanan panjang bangsa dalam meraih kemerdekaan.

Monas tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga berperan sebagai pusat edukasi dan refleksi nasionalisme bagi masyarakat Indonesia. Sebagai simbol kebanggaan dan perjuangan, Monas terus menginspirasi semangat patriotisme di kalangan generasi muda.(wld)