Neraca Dagang RI Surplus, Tanda Rupiah Menguatkah!

Senin, 18 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Illustrasi Rupiah

Illustrasi Rupiah

JAKARTA – Nilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) potensi bisa menguat terbatas karena terdorong neraca dagang periode Agustus 2023 yang kembali mencetak surplus, serta ekspektasi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang potensi mempertahankan suku bunga bulan ini.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan yang berakhir Jumat, (15/9/2023) mata uang Garuda ditutup di posisi Rp 15.350/US$. Nilainya tidak bergerak dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah ambles 0,19%. Pelemahan ini memperpanjang derita rupiah yang juga jeblok 0,56% pada pekan sebelumnya.

Kendati dalam seminggu masih anjlok, tren pergerakan rupiah sudah cukup membaik dibandingkan pelemahan terparahnya pada minggu lalu yang sempat ke Rp15.365/US$.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada perdagangan hari ini, Senin (18/9/2023) rupiah potensi bergerak menguat terdorong dari data neraca dagang per Agustus 2023 yang kembali mencetak surplus.

Baca Juga :  KPPU Soroti Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengusaha Kecil

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 sebesar US$ 3,12 miliar. Ini adalah surplus 40 bulan beruntun sejak Mei 2020.

“Surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 ini lebih ditopang oleh surplus non-migas,” kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, Jumat (15/9/2023).
Nilai surplus pada Agustus 2023 meningkat kembali dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Namun, dibanding bulan yang sama tahun lalu, nilainya jauh lebih rendah
Tercatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$22 miliar atau naik 5,47% (mtm) namun turun 21,21% secara tahunan atau year-on-year.

Sementara itu, nilai impor Indonesia Agustus 2023 mencapai US$ 18,88 miliar, turun 3,53% dibandingkan Juli 2023 atau turun 14,77% dibandingkan Agustus 2022.

Secara kumulatif hingga Agustus 2023, total surpus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 24,34 miliar atau lebih rendah sekitar US$ 10,55 miliar dibanding periode Januari-Agustus tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Penetapan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Fasilitas Kredit di Bank BJB oleh Kejati Banten

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 akan mencapai US$ 1,50 miliar.
Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Juli 2023 yang mencapai US$ 1,31 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 40 bulan beruntun.

Tak hanya itu, ekspektasi pelaku pasar akan keputusan the Fed yang potensi mempertahankan suku bunga pada pertemuan mulai besok, 19-20 September 2023 juga akan menjadi sorotan. Peluang the Fed menahan suku bunga menurut data CME FedWatch Tool kini sudah mencapai 99%.

Hanya saja, penguatan rupiah hari ini potensi bisa terbatas mengingat walau ekspektasi pasar mulai dovish terhadap kebijakan the Fed tetapi perlu diantisipasi sikap investor yang akan cenderung wait and see terhadap ketidakpastian yang meningkat jelang rapat bank sentral AS tersebut.

Baca Juga :  Mantap! Petugas Gabungan Pemkot Tangerang Siaga Sejak Dini Hari, Pantau Hujan Deras
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

Teknikal Rupiah

Dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah secara teknikal sudah mulai dalam tren sideways setelah melemah dalam beberapa hari. Posisi saat ini bertepatan dengan garis rata-rata selama 50 jam atau moving average 50 (MA50), ini menjadi posisi yang menarik diperhatikan apabila tertembus ke bawah ada potensi penguatan lanjutan ke support terdekat di garis MA100 atau di posisi Rp15.340/US$.

Kendati begitu, jika bergerak ada pembalikan arah ke atas potensi bisa semakin melemah menuju resistance terdekat di posisi Rp15.370/US$. Nilai ini didapatkan dari horizontal line high candle 13 September 2023.

Berita Terkait

Misteri Pagar 30 Kilometer di Perairan Banten: Kemana Aparat dan Pejabat?
Seleksi PPPK Diperpanjang: Jangan Biarkan Nepotisme Cemari Harapan Ribuan Honorer!
Perubahan Harga Bahan Bakar SPBU Mulai 1 Januari 2025
Pemerintah Putuskan Tidak Impor Beras Tahun Depan, Fokus pada Swasembada Pangan
Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kenaikan PPN 12% untuk Barang Mewah Mulai 1 Januari 2025
Dugaan Korupsi CSR Bank Indonesia: Mengalir ke Anggota Komisi XI DPR?
Kecelakaan Maut Awal Tahun di Pekanbaru Menelan Korban Jiwa
Kabupaten Tangerang Raih Penghargaan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tertinggi dari Kemendagri
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Januari 2025 - 17:18 WIB

Misteri Pagar 30 Kilometer di Perairan Banten: Kemana Aparat dan Pejabat?

Kamis, 9 Januari 2025 - 10:07 WIB

Seleksi PPPK Diperpanjang: Jangan Biarkan Nepotisme Cemari Harapan Ribuan Honorer!

Kamis, 2 Januari 2025 - 10:43 WIB

Perubahan Harga Bahan Bakar SPBU Mulai 1 Januari 2025

Rabu, 1 Januari 2025 - 18:44 WIB

Pemerintah Putuskan Tidak Impor Beras Tahun Depan, Fokus pada Swasembada Pangan

Rabu, 1 Januari 2025 - 18:17 WIB

Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kenaikan PPN 12% untuk Barang Mewah Mulai 1 Januari 2025

Berita Terbaru

Bagus vendor oksigen berkunjung di kediaman RW

Hukum & Kriminal

Vendor OKSIGEN Diduga Suap RW, Demi Kelancaran Pekerjaannya

Selasa, 14 Jan 2025 - 22:18 WIB