TANGERANGNEWS.CO.ID, Cilegon | Keuangan Pemerintah Kota Cilegon mengalami defisit hingga ratusan miliar rupiah, menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Banyak pihak merasa dirugikan karena hak-hak mereka tak terbayarkan, dan situasi ini memicu kritik tajam terhadap pemerintahan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Ummat Kota Cilegon, Bayu Panatagama, mengecam pemerintahan Cilegon sebagai gagal, menjelang transisi dari Wali Kota Helldy Agustian ke Robinsar-Fajar. “Ini adalah sejarah buruk bagi Kota Cilegon,” tegasnya.
Bayu menyoroti bahwa defisit ini mencerminkan ketidakprofesionalan dalam menjalankan roda pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah. “Seharusnya tidak ada alasan untuk defisit jika anggaran dijalankan sesuai Undang-Undang dan Peraturan Daerah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibat defisit ini, pembayaran honor untuk ustadz/ustadzah dan guru madrasah terhenti, menunjukkan dampak luas dari masalah ini. “Ketidakmampuan memperhitungkan pendapatan dan belanja daerah menyebabkan ketimpangan yang serius,” ujar Bayu.
Ia menekankan bahwa situasi ini berbahaya bagi stabilitas pemerintahan mendatang dan mengkritik keras kinerja pemerintah saat ini sebagai “amburadul.”
Bayu berharap pemerintahan berikutnya dapat mengatasi krisis ini dan menjadikan situasi sekarang sebagai pembelajaran berharga. “Semoga pemerintahan selanjutnya bisa memperbaiki keadaan dan menghindari krisis serupa di masa depan,” harapnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak Pemkot Cilegon. Wartawan masih berusaha mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait.(wld)