TANGERANGNEWS.CO.ID, Sukabumi | BMKG mencatat 122 kali gempa swarm di Bogor dan Sukabumi, 11 di antaranya dirasakan warga dan mengungkapkan bahwa karakteristik gempa swarm yang menerus dapat berdampak signifikan pada bangunan di wilayah tersebut. Kamis, 28/12/2023.
Gempa swarm yang terjadi di Bogor-Sukabumi umumnya memiliki magnitudo 3,0 hingga 4,0. Sebagai contoh, gempa magnitudo 4,0 pada 8 Desember menyebabkan kerusakan pada 144 rumah di Pamijahan, Bogor, dan Kabandungan, Sukabumi.
Daryono menekankan bahwa gempa swarm, meskipun lemah, dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tadinya tidak rusak. Ia memberi contoh pengalaman serupa di Jailolo pada tahun 2016, di mana bangunan awalnya bagus namun menjadi rusak setelah serangkaian gempa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jangan menganggap sepele akan adanya gempa sekecil apapun itu, soalnya akan berdampak. Contoh seperti di Jailolo pada tahun 2016,” ingatnya.
Lanjutnya, pentingnya mitigasi di daerah ini yang menyarankan agar bangunan tembok harus bertulang, warga juga perlu mengetahui cara menyelamatkan diri saat bangunan bergoyang selama gempa.
“Bangunan itu harus bertulang agar dinding tersebut kokoh dan perlu diketahui bahwa cara menyelamatkan diri dari gempa,” tuturnya.
Terbaru, pada 27 Desember, terjadi tiga gempa dengan magnitudo berurutan, menambah kekhawatiran akan kerentanannya, menilai gempa swarm ini berbahaya jika terus terjadi tanpa penyelesaian karena dapat merusak bangunan.
BMKG membandingkan kejadian ini dengan gempa swarm pada tahun 2019, yang juga berkaitan dengan aktivitas vulkanik. Gunung Salak, di dekat sumber gempa, belum mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap pada Level I (Normal). Meskipun tercatat 22 gempa tektonik lokal pada Desember 2023, tidak ada gempa vulkanik yang menunjukkan aktivitas Gunung Salak.
Meski demikian, masyarakat di himbau untuk tidak mendekati area aktif di Gunung Salak, mengingat risiko akumulasi gas berbahaya, terutama di kawah-kawah seperti Ratu, Hirup, dan Paeh. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas, mengingat potensi bahaya dari aktivitas gempa swarm dan gunung api di wilayah tersebut.
Penulis : Saepudin
Editor : Saepudin