TANGERANGNEWS.CO.ID, Semarang | Suasana di depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah berubah menjadi panggung solidaritas pada Kamis sore. Aksi Kamisan memperingati 100 hari kematian tragis Gamma Rizkynata Oktavandy menarik perhatian publik dengan diputarannya lagu viral “Bayar Bayar Bayar” oleh band Sukatani.

Gamma diduga menjadi korban penembakan oleh anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, Ajun Inspektur Dua Robig Zaenuddin. Aksi ini menyoroti dugaan pelanggaran tersebut dan menuntut keadilan.

Sejumlah orang berkumpul dan berorasi di depan gerbang Polda Jawa Tengah, menyampaikan tuntutan mereka dengan lantang. Kertas-kertas besar berisi kritik tajam terhadap kinerja kepolisian turut dibentangkan, menambah semangat demonstrasi.

Menjelang magrib, suasana berubah lebih tenang saat peserta aksi berbuka puasa bersama, menikmati minuman dan kudapan yang dibagikan. Setelah itu, mereka menggelar doa bersama untuk Gamma, diikuti pembacaan tuntutan yang menjadi inti aksi.

Acara ditutup dengan pemutaran lagu “Bayar Bayar Bayar” yang menggema penuh makna, menambah kekuatan pesan yang ingin disampaikan. Para peserta menuntut agar Kejaksaan segera melimpahkan kasus Robig Zaenudin ke pengadilan dan memberikan hukuman maksimal.

Rizki, salah satu perwakilan aksi, menegaskan pentingnya proses banding atas putusan pemecatan Robig dilakukan secara transparan, serta mempertimbangkan rasa keadilan bagi keluarga dan masyarakat. Mereka juga mendesak Kapolri, khususnya Ketua Majelis Komisi Etik, untuk menolak permohonan banding Robig.

Lebih lanjut, massa aksi menuntut agar mantan Kapolrestabes Semarang, Komisaris Besar Irwan Anwar, dicopot dari jabatannya di Polri. “Karena diduga telah menyebarkan informasi yang menutupi fakta penembakan sewenang-wenang oleh Robig,” tegas Rizki.

Aksi damai ini tidak hanya menjadi pengingat akan tragedi yang menimpa Gamma, tetapi juga seruan lantang bagi reformasi dan keadilan dalam tubuh kepolisian Indonesia.(red)