TANGERANGNEWS.CO.ID | Sejarah mencatat kedatangan sosok pemberani bernama Karaeng Galesong bersama rombongan pasukannya di Pelabuhan Banten, Jawa Barat. Kedatangannya bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah misi agung membantu Sultan Ageng Tirtayasa dalam perjuangan heroiknya melawan penjajahan VOC Belanda yang kini dikenang sebagai Perang Banten.

Karaeng Galesong adalah putra dari Sultan Hasanuddin, pemimpin legendaris Kerajaan Gowa yang terkenal dengan julukan ‘Ayam Jantan dari Timur’. Sejak usia muda, Karaeng Galesong telah berjuang berdampingan dengan sang ayah melawan penjajah Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya di Sulawesi.

Ketika kerajaan Gowa-Tallo jatuh akibat tipu daya penjajah, Karaeng Galesong tidak menyerah begitu saja. Bersama para pengikutnya yang setia, ia bertolak ke Jawa dan terus melanjutkan perjuangan melawan VOC. Kedatangannya ke Banten disambut hangat oleh Sultan Ageng Tirtayasa yang tengah gigih melawan tekanan Belanda.

Perjuangan gigih Karaeng Galesong meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Indonesia. Namun sayangnya, nama pahlawan pemberani ini belum banyak dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan makamnya sendiri tergolong sempit dan sederhana. Kisah heroiknya yang legendaris menyebutkan bahwa ia begitu ditakuti oleh musuh-musuhnya, hingga dikabarkan sulit untuk dibunuh. Konon, ia ditangkap oleh VOC dan dikubur hidup-hidup dalam posisi berdiri, setelah berbagai usaha untuk membunuhnya, termasuk menembaknya berkali-kali, gagal total.

Semangat perjuangan Karaeng Galesong patut menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Kisah hidupnya mengajarkan kita arti sejati dari keberanian, kegigihan, dan pengorbanan demi tanah air tercinta.

Mari sejenak kita hadiahkan doa dan Al-Fatihah kepada pahlawan bangsa ini, Karaeng Galesong, sebagai bentuk penghormatan atas jasa besarnya.

Al-Fatihah…