TANGERANGNEWS.CO.ID | Raden Mas Said, yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa, merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang gigih melawan penjajahan Belanda pada era kolonial. Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, perwakilan VOC, merujuk pada kemampuan Raden Mas Said dalam membunuh banyak musuh dalam pertempuran.
Lahir di Kartasura pada 7 April 1725, Raden Mas Said merupakan putra dari Pangeran Arya Mangkunegara dan Raden Ayu Wulan. Ayahnya, yang anti-Belanda, diasingkan ke Srilanka oleh VOC. Akibatnya, Raden Mas Said diasuh oleh neneknya, Raden Ajeng Sumanarsa.
Salah satu kisah heroiknya terjadi ketika Raden Mas Said berhasil menebas 600 kepala tentara VOC Belanda. Peristiwa ini terjadi dalam pertempuran di Hutan Seto Kepyok, di mana ia dikejar oleh 2 datasemen VOC dan pasukan Mataram Danureja, Raden Ronggo, serta tentara asing.
Meskipun dikepung oleh 1.000 pasukan musuh, Raden Mas Said dan prajuritnya mendapat istirahat sementara di sebuah gubuk. Mbok Rondo, yang memberikan bubur jenang katul kepada mereka, mencatat bahwa Raden Mas Said langsung melahap bubur panas tersebut dari bagian tengah sendok.
Berani dan penuh semangat, Raden Mas Said dan pasukannya keluar dari gubuk untuk melawan pasukan musuh yang mengepung kampung. Dalam pertempuran tersebut, Raden Mas Said berhasil menebas 600 kepala tentara VOC, meskipun tiga prajuritnya tewas.
Kisah kepahlawanannya yang epik ini menjadi bagian dari sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajahan, dan Raden Mas Said tetap diingat sebagai Pangeran Sambernyawa yang berani dan tegas.(wld)