JAKARTA– Argon Group, perusahaan di sektor kesehatan ikut memperkuat transformasi sistem ketahanan kesehatan, terutama sektor farmasi dan alat kesehatan. Untuk itu, perusahaan segera merampungkan pabrik alat kesehatan (alkes) yang mengedepankan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Direktur utama Argon Group Krestijanto Pandji, mengatakan Argon berupaya meningkatkan penggunaan TKDN menjadi 50% pada 2024, sesuai instruksi pemerintah. “Argon Group tengah menyelesaikan pembangunan pabrik produk alkes (alat kesehatan) di kawasan industri Jababeka 2, Cikarang, Jawa Barat,” tutur Krestijanto Pandji, dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).
Selain itu melalui PT Djembatan Dua, Argon telah memiliki visi kemandirian produk dalam negeri sejak 2011 melalui peluncuran produk alat kesehatan dengan merek Stardec.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Krestijanto mengungkapkan bahwa Argon Group melihat bonus demografi di Indonesia yang memiliki 70% penduduk berusia produktif dengan jumlah angkatan kerja 144 juta orang sebagai suatu momentum untuk memperkuat SDM. “Argon Group berkomitmen kuat untuk membangun kualitas SDM yang nantinya berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan kesehatan nasional,”
Sementara menjawab kebutuhan pasar online yang terus berkembang, Argon Group mengembangkan bisnisnya melalui anak perusahaan baru, yaitu PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA).Komisaris PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA) Wimala Widjaja mengatakan KITA memperluas akses masyarakat akan kebutuhan obat melalui salah satu produk layanan bernama GoApotik, pharmacy aggregator yang bertujuan menghimpun rekanan apotek guna memenuhi kebutuhan obat-obatan dan vitamin yang dapat diakses langsung oleh masyarakat secara online.
“KITA memiliki keunggulan digital platform dan fokus pada penjualan obat yang dapat diakses di seluruh Indonesia melalui lebih dari 4.000 rekanan apotek,” ujar dia.
Argon Group memiliki 33 cabang, empat kantor perwakilan, satu pusat distribusi nasional, dan 33 gudang serta lebih dari 800 tenaga penjual dan 2.388 tenaga profesional. Mereka mengelola 6.000 stock keeping unit (SKU) untuk melayani 70.100 pelanggan, yang terdiri dari rumah sakit, klinik dan sarana apotek.